malam itu semakin hilang berganti fajar. dan pasti fajar itupun akan cepat berlari berganti siang. siang juga sibuk mempercepat langkahnya menuju petang. dan petang, selalu dengan mudahnya merelakan dirinya diambil oleh malam. hanya berlalu beberapa detik, menit, dan jam, yang bahkan seorang Einstein pun mungkin tidak dapat menghitung berapa kecepatan mereka semua (malam,fajar,siang,petang.red) berlarian mengitari bumi. kenapa? karena hanya mereka sendiri yang mampu mencatat kecepatan pergantian mereka. mereka mampu. tapi saya tidak. tidak mampu berlarian dengan kecepatan 0,000000032 sekon pun. saya terkunci. bagaikan terkunci. oleh kuatnya sinar tatap yang frekuensinya mengalahkan sinar Alfa dan sinar Ultraviolet. saya memang tidak pernah menghitung frekuensinya dengan otak saya sendiri, tapi otak saya yang kecil ini dapat mengira ngira frekuensi dan panjang gelombang sinar tatap itu. bukan cuma saya yang terkunci. hati saya juga. saya tidak mampu melepaskan diri saya sendiri, untuk melepaskan kuncian itu. karena kamu, yang menguncinya pun tidak tahu apa yang membuat dirinya dapat mengunci saya. tidak ada gembok atau kunci khusus yang terbuat dari besi baja tembaga atau sebagainya yang terlihat.
jawab aku, bagaimana aku bisa melepaskan diri aku dari sini? kamu menggeleng.
lama tidak ada jawab, dan akhirnya aku pun tau. cinta kamu yang mengikat aku dan mengunci aku disini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment