manusia, makhluk hidup punya penyakit. penyakit gila, yang susah disembuhkan. namanya entah apa. sejenis benci. tidak suka terhadap sesuatu, tapi tidak secara berlebihan, tidak juga secara kurang. hanya ada nilai minus dalam struktur penilaiannya.
kadang sering muncul ketika benih kejujuran harus muncul. salah, kalau jujur? iya jawabannya. siapa tahu menyakiti beberapa pihak. hanya beberapa bukan berbagai. sedikit. tapi menyakitkan. barisan katanya juga begitu. tapi dalam. sedalam sungai yang di Mesir. lupa namanya. lagi, siapa saja boleh mengidap dan mempresentasikan kata jujur. terutama untuk menentukan alur hidupnya. kata itu bisa juga mengubah orang bereinkarnasi menjadi sosok yang jahat. siapa tahu?
kalau hujan saja mampu menghentikan rintiknya, kenapa kamu tidak bisa menghentikan tebaran benih benci itu? sekali lagi. bukan bernama benci. hanya sejenis. tidak bernama tidak suka juga. hanya termasuk dalam jenisnya. tolong mengerti. pada detik yang lalu, saya mengidap itu, tapi entahlah dia pergi begitu saja tanpa pamit.
lagi, angin sedang bersahabat. tapi tidak mau berkawan lebih baik. dia trauma. dia juga sempat menjadi korban penyakit sejenis benci itu. makanya dia lebih memilih berlalu terus tanpa sempat transit. dia ingin berlagak tidak peduli pada semuanya. kecuali awan. yang otomatis akan selalu menjadi poros perjalanannya. mereka tidak berkawan. hanya menjadi relasi.
manusia makhluk yang bodoh, terkadang. sibuk menyakiti diri dengan penyakit (lagi) berinisial C. tidak perlu disembunyikan lagi sepertinya, namanya Cinta. banyak yang terluka sampai masuk rumah sakit. tapi itu mungkin hanya beberapa persen. kalau semuanya terdeteksi oleh dokter, rumah sakit akan penuh sekali dan tidak ada tempat lagi untuk orang orang yang berpenyakit kelas tinggi.
baiklah, penjalaran untuk sejenis benci ini sudah cukup. semoga ia berhasil beradaptasi dengan makhluk yang cocok dengan jenisnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment