kalau sebagian orang yang membaca tulisan ini bertanya kenapa pikiran saya tidak diapresiasikan melalui kata-kata yang disuarakan, jawabannya simpel, yaitu karena saya sedang tidak ingin bersuara.
akhir-akhir ini, saya sedang menikmati hidup saya sebagai seorang mahasiswa tingkat akhir, yang sedang menjalani blok kuliah yang jadwalnya cukup santai, yang sedang (kadang-kadang) riweuh sendiri dengan susunan proposal skripsinya, yang sedang rindu dengan rumahnya padahal baru saja habis pulang, dan yang sedang rindu dengan pujaan hatinya serta bingung dengan jadwal pertemuan kami yang entah kapan lalu masih banyak lagi yang saya nikmati. alhamdulillah..
sebenarnya hal-hal yang saya pikirkan adalah hal-hal sepele yang sebenarnya tidak usah terlalu dipikirkan, jika tidak mau kepala menjadi penuh. tapi karena saya tipe manusia yang dilahirkan dengan predikat "pemikir", jadilah saya berpikir terus. segala macam hal dari yang berat sampai yang kecil akan saya pikirkan, dan nantinya saya akan uring-uringan sendiri. hh, kedengarannya seperti sifat yang sedikit buruk kan? hehe.
disini saya ingin sedikit mengerucutkan pikiran saya ke dua kata yang sebenarnya sangat ingin saya pikirkan, tapi malah sedikit saya abaikan. masa depan. siapapun di dunia ini, pasti akan memikirkan dua kata tersebut. ya, kan?
apapun pikiran atau rencana mereka tentang masa depan, yang jelas mereka pasti peduli dengan masa depan mereka. begitupun saya.
masa depan.
di masa itu, akan terlihat menjadi seseorang yang seperti apakah, saya. akan menikah dengan siapakah, saya. akan mempunyai anak-anak seperti apakah, saya. akan seperti apakah, kehidupan saya. dan apakah yang akan saya lakukan untuk membalas semua hal yang sudah orang tua saya berikan kepada saya.
ya, saya memang sedang memikirkan hal itu.
dengan umur yang terus bertambah seiring berjalannya hari, saya akan berusaha menjadi manusia yang lebih produktif lagi. Amin.
No comments:
Post a Comment